Header Ads Widget

Darussalam Audio

Tentang Dia

Tentang Dia
Oleh: Ziza

Disebuah kota yang tenang nan damai orang-orang biasa menyebutnya kota idaman, ya kota curup, Kota ini bukanlah  kota yang besar seperti Jakarta. Kota kecil ini terletak diprovinsi Bengkulu, kota yang sejuk nan damai ini menggambarkan  keselarasan suatu keluarga yang dipenuhi dengan kehangatan, keluarga yang terdiri dari ayah yang tegas tetapi hangat, ibu yang selalu menjadi penengah dalam keluarga ini, seorang kakak yang sangat peduli atas adeknya yang biasa dipanggil “Uni”, dan anak terakhir yang Bernama Aisya. Disuatu pagi semua keluarga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, ayah dengan motor antic kebanggaannya, ibu dengan rutinitas paginya yaitu menyiapkan sarapan utnuk anggota keluarga.

“Ibu, bisa tolong carikan baju seragamku?” pinta Aisya.

“Uni, bisa bantu ibu mencarikan seragam adekmu,” pinta ibu.

“Kamu lo dek sudah mau lulus SMA masih saja belum bisa mengurus dirimu sendiri” Omelan khas yang biasa dilontarkan Uni sembari memeriksa lemari.

Semua orang pun sudah duduk dimeja makan sembari menunggu ibu menyiapkan sarapan pagi. Sarapan pagi pun sudah tersedia dimeja makan, semua anggota keluarga menyantap makanan yang disiapkan oleh ibu.

“Ayah ibu, Uni mau melanjutkan pendidikan S2 Uni, bagaimana menurut ayah dan ibu?” Tanya Uni memecah keheningan dimeja makan.

“Alhamdulillah ayah sangar senang mendengar niat baikmu ni, bagaimana dengan ibu?”

“Ibu akan selalu mendukung apapun yang akan kamu lakukan ni, asalkan itu baik” Jawab ibu.

“Tetapi sebelum ni, apakah bisa ditunda dulu pendataranmu nak? Soalnya adek kamu mau masuk kuliah tahun ini,” tanya ayah.

“Iya tidak apa-apa yah, Uni bisa daftar tahun depan atau Uni kuliah sambil kerja, Uni juga sdang berusaha mencari beasiswa dan Uni minta doa dari ayah ibu dan Aisya,” jawab Uni.

Hari-hari berlalu, keluarga yang hangat itu melewati hari-hari seperti biasa, seketika terbesit dipikirannya Uni untuk mencari kerja diluar kota. Dengan penuh keyakinan Uni menghampiri ayah yang sedang membaca koran diteras depan rumah.

“Ayah, bagaimana menurut ayah jika Uni bekerja di Jakarta?” Tanya Uni

“Coba Uni beri ayah alasan kenapa kamu mau bekerja di Jakarta!” Pinta ayah

“Uni hanya mau menguji kemampuan Uni yah, tolong beri Uni izin ya yah,” mohon Uni

“Baiklah nanti ayah bicarakan perihal ini kepada ibu,” jawab ayah.

Suasana sore yang sangat tenang ditemani dengan rintik hujan, disana Uni termenung apakah dia bisa mewujudkan mimpi yang dia impika, apakah dia bisa, dia tau ini tidak akan mudah tetapi dia tidak akan tahu rasanya apabila belum mencoba. Seketika panggilan ibu memecahkan lamunannya

“Uni, tolong ibu menyiapkan piring ya, dan jangan lupa panggil Aisya juga” pinta ibu

“Baik bu” jawab Uni

“Sya ayo makan, makan malam sudah siap” ajak Uni

“Uni, aku dengar kalua Uni mau kerja dijakartaya?” tanya Aisya

“Sepertinya begitu” jawab Uni

Seketika terukir wajah sedih dimuka Aisya.

Semua keluarga telah berkumpul dimeja makan, dan mereka menyantap makan yang telah dihidangkan oleh ibu, seketika ayah memecah keheningan " Uni, ayah dan ibu sudah berdiskusi tentang permintaanmu, ayah dan ibu memberi izin kamu kerja dijakarta", seketika terukir senyum dipipi Uni, tetapi tidak dengan Aisya.

"Makasih ayah ibu, Uni akan berusaha semaksimal mungkin, Aisya kenapa kok mukanya sedih?" Tanya Uni

"Aisya belum siap saja ditinggal sama Uni, nanti siapa yang menjemput Aisya, yang membantu Aisya mengerjakan PR" jawab Aisya dengan cemberut dimukanya

"Aisya kamu harus belajar mengurus diri kamu sendiri, kamu sudah mau masuk kuliah sampai kapan kamu mau diurusin terus, tetapi bukan berarti Uni tidak mau selalu disamping kamu, coba la untuk dewasa, nanti ditengah prosesmu kamu membutuhkan Uni, Uni ada selalu untuk Aisya, okey?" Jawab Uni

Dengan berat hati Aisya menganggukkan kepalanya.

Seminggu kemudian Uni telah sampai dijakarta dengan persiapan yang matang Uni telah diterima disuatu akademi mengajar, diasan dia menjadi guru dan mulai memasukkan berkas untuk melanjutkan S2 nya. Universitas yang diimpi-impikan sejak kecil yaitu Universitas Indonesia,muncul ,dibenaknya." Semoga ini awal yang baik" bergumam didalam hati Uni.

Tibalah di mana hari mengajukan berkas untuk melanjutkan S2, dan tidak lupa meminta ridho kepada ayah da ibu.

Berkas sudah dikirim tinggal menunggu step selanjutnya, mungkin 2-3 Minggu menunggu step selanjutnya.

Hari hari dilalui seperti biasanya mengajar dan melakukan rutinitas, dan pastinya ada rasa gunda didalam hati.

Dua minggu berlalu waktu yang ditunggu-tunggu semua keluarga dimana pengumuman kelulusan mahasiswa S2.

Ketika Uni membuka website pengumuman dengan perasaan yang campur aduk, seketika itu ia menutup matanya berdoa agar tidak menghancurkan harapannya, dengan membaca bismillah lalu memencet tombol enter. Dan tidak disangka ternyata tidak ada nama yang tertera atas nama Uni.

Seketika itu air mata jatuh dari matanya, kekecewaan jelas terukir dimatanya, banyak pertanyaan muncul dipikirannya.

"Apa yang salah dari prosesku, apa yang kurang dari usahaku, kenapa harus aku?!" Semua pertanyaan itu menghantui pikirannya. Dua jam setelah pengumuman ia baru mengabarkan ayah dan ibu, bahwa ia belum lulus. Hari hari yang dia lalui lumayan berat masih ada kekecewaan terukir dimatanya.

Sampai dimana dia mencoba mendaftar kuliah S2 di eropa jalur beasiswa, hanya sedikit kepercayaan atas peluang lulus, "ya Hanya mencoba saja tidak lebih dari itu, tak lulus pun tak mengapa setidaknya aku telah mencoba" dia berbisik kepada diri sendiri.

Satu bulan dari pendaftaran tidak ada kabar apapun dari Uni, seketika masuk notifikasi email dihandphone Uni, tak segera dibuka ya emang tidak menaruh harapan yang lebih.

Setelah tiba dikostannya Uni membuka email yang masuk dihandphonenya, ternyata pemberitahuan tentang beasiswa di Eropa.

Dengan perasaan campur aduk dia memberi kabar kepada orang tua dirumah, bahaswannya dia diterima beasiswa di Eropa.

Haru yang dirasakan, senyum yang terukir di wajah semua keluaraga atas kabar yang diberi oleh Uni.

Tidak pernah terbayangkan untuk kuliah di luar negeri apalagi di Eropa, tidak ada kata yang bisa diutarakan atas kebahagian yang sedang Uni rasakan. Dan Uni percaya tidak semua yang kita inginkan itu yang terbaik ternyata ada kado terindah yang Allah siapkan untuk hambanya, dan ternyata kadonya lebih indah dari yang kita bayangkan. Jangan pernah ragu untuk mencoba biarkan Allah yang mengatur hasilnya tugas kita hanya menncoba, mencoba lagi, apabila jatuh bangun lagi, apabila gagal kita coba lagi dan percaya proses tidak akan mengkhianati hasil.  

 


Posting Komentar

0 Komentar