Sebentang Kearifan dari Barat adalah buku yang
dijanjikan oleh Uma Oki saat mengikuti beasiswa untuk belajar Islamic
Studies di beberapa kampus di Australia, Jerman, dan Spanyol. Buku ini
menceritakan secara detail pengalaman unik melihat perkembangan masyarakat
muslim di sana dan merasakan menjadi penduduk minoritas. Beliau berkata,
“Ketika akhirnya Uma menjelajah kemana-mana dan merasakan sendiri sebagai
minoritas, akhirnya jadi paham perasaan itu, sehingga dibutuhkan saling bercengkrama
satu sama lain untuk menghilangkan berbagai macam prasangka sehingga bisa
berdampingan dengan baik.”
Uma Oki membagikan cerita-cerita unik semasa ia
di barat, mulai dari seorang Imam yang membentuk komunitas untuk LGBT muslim di
Australia dan sebuah masjid kontroversial di Jerman dimana imam dan khatibnya
seorang Wanita. Uma Oki menceritakan bagaimana komunitas LGBT muslim di negara
minoritas muslim mendapat banyak kecaman. Mereka merasakan islamofobia dari
penduduk non-muslim dan homofobia dari penduduk muslim. juga menjelaskan metodologi yang digunakan
oleh imam masjid dari Jerman saat menghadapi persoalan sehari-hari. Ia akan
merujuk kepada Al-Qur’an dan mendiskusikannya dengan para akademisi. Hasil
diskusi itulah yang kemudian diaplikasikan untuk menyelsaikan permasalahan
mereka.
“Ketika mendengarkan hal tersebut, tentu
informasi itu pasti berbeda dengan yang Uma yakini. Tapi tidak masalah. Dia
punya pemahaman seperti itu, kita punya pemahaman seperti ini. Saling
menghormati satu sama lain. Ketika beliau bertanya, kita akan menjelaskan apa
yang menjadi prinsip kita,” tegas Uma Oki tentang bagaimana fenomena yang
dilihatnya tidak boleh langsung disalahkan, dan harus didengarkan terlebih
dahulu.
Di akhir buku, Uma Oki membagikan refleksi
dirinya seusai perjalanannya di barat. Pengalaman itu mengajarkannya untuk
membuka pikiran dan toleransi terhadap pemikiran orang lain. Uma Oki menegaskan
bahwa memahami tidak harus menyetujui. Ia juga berpesan agar Masisir tidak
menyerah sebelum berperang dan menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai.
Red: Haekal Afriadi
Editor: Fakiha Zamzami Fuad
0 Komentar