Senin (5/8) bertempat di Aula Markaz Syekh Zayed, rentetan acara simposium Kawasan Timur Tengah Dan Afrika 2024 hari ketiga terselenggarakan. Di hari ketiga ini, rentetan simposium diisi dengan workshop yang diisi oleh beberapa narasumber. Menyongsong tema “Pembekalan karir, Lembaga Filantropi, dan Pameran Musawwadat”. Acara ini diikuti oleh delegasi persatuan pelajar Indonesia dari berbagai negara Timur Tengah dan Afrika, serta peserta lainnya yang mendaftar dari Masisir secara umum.
Materi-materi yang disampaikan saling berkesinambungkan, bahwa peran alumni perguruan tinggi Timur Tengah Dan Afrika bukan hanya berfokus pada dakwah dan kegiatan ibadah tapi kepada level yang lebih tinggi, yaitu bagaimana merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil alamin melalui skill dan pengalaman yang telah didapatkan ketika study di perguruan tinggi.
Bapak Syamsul Ardiansyah sebagai Manager Aliansi Strategis Dompet Dhuafa sekaligus narasumber pertama, menyampaikan 31 tahun Dompet Dhuafa berkiprah di Indonesia terbagi menjadi 4 generasi, generasi pertama berfokus pada hal-hal yang sederhana yaitu memfasilitasi kegiatan-kegiatan ibadah, generasi kedua mengalami improvement berfokus pada transformasi individual dari mustahiq menuju level muzakki, generasi ketiga mengalami peningkatan dari yang tadinya digenerasi kedua berfokus pada transformasi individual generasi ketiga ini berfokus pada transformasi soial, generasi keempat ini Dompet Dhuafa berfokus pada bagaimana caranya agar terealisasikan islam sebagai rahmatan lil alamin melalui zakat salah satu caranya adalah dengan menyalurkan dana zakat kepada para penuntut ilmu fi sabilillah.
Manfaat dan antusias acara sangat dirasakan oleh peserta. “Bersyukur sekali bisa ikut workshop kali ini karena banyak wawasan baru yang sukar untuk didapat pada kesempatan-kesempatan lainnya. Harapannya rentetan simposium yang penuh dengan pengalaman dan pengetahuan ini benar-benar bisa mengantarkan Indonesia menuju Indonesia emas 2045,” ujar Fakiha Zamzami, Delegasi PPMI Mesir.
Workshop juga dihadiri dan
diisi oleh Miftahuddin Wibowo selaku sejarawan, beliau menyampaikan materi “Jejak
Literasi Ulama Nusantara di Kairo” yang langsung dilanjutkan dengan pameran musawwadat
yang dipandu langsung beliau. Materi terakhir adalah pembekalan karir yang disampaikan
oleh DR. Rahmat Aming Lasim, M.B.A., Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Dan
Budaya KBRI Kairo.
Red: Amru Balda
Editor: Ilmi Hatta
0 Komentar