Header Ads Widget

Darussalam Audio

Wafidin di Hati Imam Akbar Menurut Prof. Dr. Abbas Syuman

 


Pendar, Mesir - Jumat Sore (2/8), Capital Palace, Nasr City, Asfa Foundation mengadakan Seminar Internasional untuk menyongsong sebuah tema yang selaras dengan tema yang diangkat “Alumni Al-Azhar Kairo dan Perannya Dalam Mewujudkan Masa Depan Indonesia Emas 2045”. Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan Masisir, serta dihadiri oleh para tokoh besar diantaranya Komjen. Pol (Purn) H. Syafruddin Kambo, M.Si (Ketua Asfa Foundation), Prof. Dr. Salamah Dawud (Rektor Universitas Al-Azhar), Prof. Dr. Nadhir Ayyad (Sekjen Majma' Buhus Al-Islamiyyah), Prof. Dr. Nahlah Shabry As-Sha'idy (Penasehat Grand Syekh Urusan Mahasiswa Luar Negeri) , Prof. Dr. Abbas Syuman (Ketua Umum OIAA). 

Dr. Abbas Syuman, Pimpinan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Pusat menyampaikan, “Benar-benar, untuk wafidin (mahasiswa luar negeri) Imam Akbar sungguh memiliki rasa cinta yang amat besar.” Beliau mengisahkan sebuah kisah ketika beliau masih menjadi Wakil Al-Azhar yang menggambarkan betapa Grand Syekh sangat memperhatikan wafidin dari semua negeri. “Saya bersama beliau dalam sebuah pertemuan besar dengan presiden di ACC. Ketika kami sedang menuju masyikhah, dan beliau bersama saya di mobil, beliau menyampaikan ‘saya sekarang ingin lewat madinatul bu’ust al-islamiyyah’.

“Saya menjawab ini mustahil, dan memang ada apa? Karena ini membutuhkan serangkaian persiapan dan perencanaan supaya kunjungan ke sana menjadi sesuai dengan sebagaimana seharusnya. Ada apa memang? Apa yang mendorong diadakannya kunjungan mendadak ini?

“Beliau menjawab ‘Tidak perlu persiapan, perencanaan, atau apapun, kita pergi sekarang!’ Saya bertanya kembali, memangnya kenapa? Beliau menyampaikan telah adanya aduan berulang kali di sana bahwa makanan yang disediakan kurang asin. Saya pun terkejut. Kalau memang makanan sedikit atau tidak dimasak dengan baik, mungkin aduan itu memang benar-benar realistis, sedangkan garam sendiri bukanlah suatu hal yang mahal. Beliau menjawab, ‘Aduan ini disampaikan berulang lebih dari sekali, dan kita harus memastikan urusan ini!’

“Cukup saya saja yang pergi untuk mengurusi hal sederhana ini, dan saya akan sampaikan apa yang saya dapati di sana dengan detail. Beliau menyampaikan ‘Pergilah ke sana tanpa ada perencanaan, jangan beri tahu siapapun, dan datanglah langsung ketika makan siang atau malam. Pergilah sekali ke asrama mahasiswa kemudian ke asrama mahasiswi.’

“Af’al insyaallah. Dan benar-benar saya lakukan seperti apa yang disampaikan. Tentunya para pegawai madinatul bu’ust terkejut dengan kehadiran saya di dapur. Pemandangan yang saya dapati lumayan aneh, karena di atas meja telah disediakan piring dengan setumpuk garam. Seakan-akan mereka sudah tahu akan kehadiran dan maksud saya. Saya menyantap siang dengan para mahasiswa kemudian saya pergi ke asrama mahasiswi, dan saya mendapati bahwa segala berjalan dengan baik.

Saya kembali dan mengabarkan semua kejadian yang saya lihat kepada Imam Akbar. Saya kira Imam Akbar akan marah kepada para mahasiswa karena ternyata aduan tadi tida benar-benar terjadi. Namun, ketika saya sampaikan itu beliau mengucap, ‘Alhamdulillah’. Saya bertanya, anda tidak marah? Beliau menjawab, ‘tidak, mereka adalah anak-anak kita, orang tua mereka telah menitipkan mereka kepada kita untuk menjadi pengganti mereka, sudah seharusnya kita berusaha semampunya untuk membuat mereka nyaman dan segala sesuatu berjalan seperti yang diinginkan. Hadza huwa syaikhul Azhar raghma masyaghilihi

Beliau Melanjutkan. “Saya telah menjadi Wakil Al-Azhar selama lima tahun, pada masa ini Imam Akbar memberikan saya mandat untuk mewakili beliau ketika menerima tamu-tamu negara. Namun, beliau sekali pun tidak pernah memberikan saya menugasi saya untuk memimpin urusan terkait wafidin. Urusan wafidin harus diurusi langsung oleh beliau sendiri. Sampai apabila waktu sempit dan beliau sangat sibuk, beliau akan mengundur acaranya, dan tidak menugasi orang lain untuk mewakili beliau dalam urusan ini”. Demikianlah kisah kecintaan Grand Syekh Al-Azhar yang disampaikan oleh Prof. Dr. Abbas Syuman ketika Seminar Internasional.


Red: Ilmi Hatta

Editor: Ariyo Lanang

Posting Komentar

0 Komentar