Header Ads Widget

Darussalam Audio

Kreativitas dengan Batas



Oleh: Habib

          “Kreativitas tanpa batas”.  siapa  yang asing dengan kalimat itu? agar lebih jelas lagi, kreativitas merupakan suatu pengekspresian dan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru, kreativitas harus ditingkatkan seiring berkembangnya zaman supaya tetap menghasilkan hal-hal yang baru, bagi seorang mahasiswa yang berada di Indonesia, kreativitas mereka terkadang ditentukan oleh seorang dosen untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dengan memberikan tugas-tugas dari beberapa disiplin keilmuan mereka. Namun apa jadinya jika ini terjadi pada mahasiswa yang berada di negara Mesir, walaupun di tengah teras peraduan, berbeda dalam aspek budaya, nan jauh dari tanah air Indonesia bahkan tidak ada yang mengatur kehidupan mereka dalam beraktivitas? Terlalu naif jika masisir mogok dalam keterampilan dan menjadikan alasan untuk tidak berkembang, karena usia saat-saat duduk di bangku perguruan tinggi bukan lagi untuk digali, tapi mereka harus sudah mahir dalam mengimplementasikan dan meneruskan bakat-bakat yang mereka gemari.

            Seperti yang kita ketahui, kegemaran setiap individu juga berbeda-beda sehingga aspek-aspek sosial yang ada di kalangan masisir  juga berwarna-warna, dan yang kita ketahui kebebasan berekspresi itu penting karena setiap manusia memiliki hak untuk mengungkapkan ide, opini perasaanya agar didengar oleh pihak lain dalam usaha untuk memenuhi keinginan yang hakiki. Dilansir dari buku literasi digital (2023) oleh Herry Syarifal.  Berikut beberapa induk kegiatan yang menjadi faktor keberagaman masisir ; 

  • ·       Kuliah
  • ·       Talaqqi
  • ·     Kerja
  • ·       Organisasi

           Dari empat induk kegiatan masisir  di atas akan bercabang menjadi wadah-wadah kreativitas yang ada pada setiap individu untuk mereka ekspresikan. bagi mereka yang berkegiatan kuliah saja, mereka akan mengikuti proses belajar mengajar  di kampus setiap  jadwal kuliah dan mereka terfokuskan kepada disiplin-disiplin keilmuan. Bagi mahasiswa yang ber-talaqqi akan menambah kegiatan belajar mereka di luar kelas bersama para masyayikh yang pakar dalam bidang keilmuan tertentu yang sekiranya keilmuan tersebut tidak mereka dapati di bangku kuliah. Dan bagi mahasiswa yang bekerja ada beberapa alasan yang melatar belakangi mereka, seperti keinginan untuk membantu orang tua, ingin tahu pengalaman dalam bidang usaha, ingin menggunakan waktu luang dengan menghasilkan uang jajan saja, ingin mengasah skill, dan masih banyak alasan yang melatarbelakangi aktivitas mereka. Sedangkan mahasiswa yang  berorganisasi mereka memperluas jaringan sosial mereka lewat organisasi-organisasi yang tersedia di kalangan mereka. Lalu bagaimana dengan mahasiswa yang menggabungkan beberapa induk kegiatan mahasiswa tersebut? mereka harus membagi waktu mereka seadil mungkin agar tidak lupa muara tujuan asli mereka yaitu belajar dan menimba ilmu sebanyak banyaknya di negeri kinanah.

           Ada juga yang menambah kegiatan mereka dalam bidang seni, sejarah, fashion, media sosial, jurnalistik dan beberapa bidang olahraga seperti sepak bola, billyard yang sudah  marak dikalangan masisir  bahkan masing-masing bidang mempunyai komunitas sendiri seiring berkembangnya zaman, mereka saling mengimprovisasi dalam bidangnya masing-masing. akan tetapi kata kreativitas tanpa batas akan meng-iyakan dan membenarkan  bahwa tak ada batasan sama  sekali untuk mengekspresikan kreativitas. Maka kata yang lebih cermat bagi masisir adalah “kreativitas dengan batas”, meskipun hukum internasional melindungi kebebasan berekspresi, ada beberapa situasi kreativitas atau pengekspresian dibatasi yaitu saat ber-media sosial jika ujaran kebencian atau melanggar hak orang lain,  mendukung kebencian dan dapat memicu diskriminasi,  begitu juga batasan dalam aspek fashion jika pakaian atau aksesoris tidak digunakan pada tempat dan kondisi yang cocok, dan lain sebagainya.

            Dalam perihal batasan kreativitas secara hakiki tidak perlu dituliskan, karena setiap individu pasti sudah mengetahui apa yang pantas untuk dilakukan  dan kurang pantas dari padanya. Akan tetapi untuk mewanti-wanti dan saling mengingatkan antar sesama Mahasiswa Indonesia perlu dibatasi dan diatur oleh beberapa unit kegiatan mahasiswa dan kalangan senior yang sudah lama di mesir. Dan beberapa contoh yang mengatur kebebasan berkreasi dan berekspresi seperti dewan keamanan ketertiban mahasiswa (DKKM) yang membanjarkan aturan- aturan kehidupan sebagai masisir, Senat setiap prodi kuliah yang membantu mahasiswa dalam belajar dan menjadi narahubung dosen, dan juga beberapa kalangan senior yang ikut serta mengawasi adik-adiknya..

             Sekalipun kuliah di Al-azhar menjadi bengkel atau justru menjadi kemerosotan keilmuan tergantung kepada setiap individu, akan tetapi sebagai masisir yang ideal kita bebas dalam mengembangkan kreatifitas dan menggalinya lebih dalam lagi dengan cara meng ikuti unit-unit kegiatan mahasiswa seperti mengikuti klub kepenulisan, dan harus ada di dalam diri seorang pemuda bangsa untuk menjunjung tinggi nilai-nilai etika sekalipun berada di luar negeri.

             Dengan adanya opini ini, diharapkan dari penulis kepada pembaca agar lebih memahami lagi bagaimana yang harus diperhatikan dalam pengembangan kreativitas agar tidak keluar dari ranah-ranah ke-masisir-an dan melatarbelakangi  bahwa kuliah di mesir merupakan peningkatan kualitas untuk dijadikan bengkel dari degradasi nilai keilmuan yang ada pada kalangan masisir.

            

            

Posting Komentar

0 Komentar