Header Ads Widget

Darussalam Audio

Akta Revolusi: Napak Tilas Kelahiran Pena Darussalam

 

Cakrawala telah dikenal di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir selama kurang lebih dua puluh tahun dengan menghadirkan bacaan yang akrab dan beda. Di IKPM Kairo juga pernah ada Majalah La Tansa yang sempat eksis menemani Masisir dengan majalah yang cocok membersamai untuk semua golongan. Namun, waktu bergulir sampai di mana hari untuk perubahan harus tiba, kedua organisasi ini harus terlahir kembali dengan identitas dan sistem yang baru. Memang kenapa hal ini harus terjadi? Apa urgensi revolusi ini? Bagaimana kisah di balik semua ini? Apa latar belakangnya? 

Sidang Istimewa: Pemantik Revolusi

Foto Bersama Presidium Sidang Istimewa Ketua IKPM Kairo, Beserta Panitia

Musim panas waktu itu tepatnya bakda maghrib, 11 September 2023, ‘orang-orang penting’ IKPM Kairo berkumpul di aula Darul Hasan, KMJ. Mereka adalah ketua, BPH, DPO, dan Ketua Keputrian IKPM Gontor cabang Kairo yang baru, tidak luput para demisionernya juga. Menambah kelengkapan komponen peserta sidang, hadir juga ketua-ketua badan otonom dan kajian IKPM Kairo, bahkan bapak-bapak dan ibu-ibu MPO. Sidang ini merupakan lanjutan dari Musyawarah Cabang IKPM Kairo yang belum selesai pada tanggal 26 Agustus 2023 sebelumnya. Digelar untuk membahas hal-hal fundamental di dalam organisasi Kairo.

Sidang berjalan dengan suasana serius dan dipenuhi oleh adu argumen tentang hal satu dan lainnya, hingga forum sampai pada pembahasan badan otonom serta wadah minat dan bakat IKPM Kairo. Semuanya tidak luput dibahas, salah satunya adalah masalah Cakrawala sebagai wadah minat dan bakat di bidang kepenulisan, juga Majalah La Tansa yang telah mati suri beberapa tahun terakhir dan tinggal tersisa para demisionernya saja.

Banyak hal dipaparkan seputar pasang surut Cakrawala oleh Muadz Royyan selaku Pimpinan Umum kala itu. Adrian Calvin, Pimpinan Umum lama Majalah La Tansa, juga diminta untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan Majalah La Tansa.

Berdasarkan dengan musyawarah forum dan pertimbangan mendalam, ketua sidang kala itu, Azka Sabilirrasyad akhirnya membacakan keputusan bahwa Cakrawala yang sebelumnya majalah mahasiwa baru di bawah ketua angkatan diubah menjadi badan otonom IKPM Kairo, kemudian dilebur dengan Majalah La Tansa. Diskusi forum menghasilkan beberapa opsi untuk mewujudkan peleburan yang telah diputuskan, dan keputusan lebih lanjutnya menjadi mandat yang diserahkan kepada pihak dari Cakrawala.

Selain itu, pada pembahasan badan otonom, pimpinan sidang juga memutuskan bahwa setiap Badan Otonom IKPM Gontor cabang Kairo wajib memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan regulasi masing-masing yang tentunya ini menjadi amanat bagi pihak Cakrawala juga. Ia mengetuk palu tanda sahnya keputusan. IKPM Kairo memasuki sebuah tahap pembenahan yang tidak kecil.

Keputusan ini tentunya sesuai dengan kebutuhan internal organisasi, apalagi bagi Majalah La Tansa yang sudah 'mati' dari empat tahun ke belakang dan demi mencegah matinya Cakrawala di tahun-tahun yang akan datang. Dinamika semesta melahirkan banyak persoalan yang harus dijawab, problematika zaman memunculkan banyak permasalahan yang harus dientaskan. Seakan-akan dunia berkata bahwa untuk Cakrawala, “Memang sudah waktunya ada pembenahan.”

Palu sidang tidak memutuskan putusan melainkan setelah terjadinya diskusi panjang dan meminta banyak pendapat. Di antara banyak pendapat yang ada, suara dari founder Cakrawala, Bapak Nur Fuad Syaifullah Lc. yang kala itu juga hadir, sangat digarisbawahi. Bapak Nur Fuad seirama dengan forum, beliau memercayakan masalah ini kepada pihak Cakrawala, apakah nantinya peleburan akan diwujudkan dengan pembentukkan identitas baru atau dengan opsi lainnya. Beliau menyampaikan sebuah arahan, bahwa nama Cakrawala pada dasarnya belum cukup familiar dan dekat dengan nilai-nilai almamater. Dari arahan tersebut terbesitlah pikiran bahwa apabila nanti akan ada identitas baru, maka alangkah baiknya apabila nama yang dipilih adalah nama yang khas dengan nilai-nilai almamater Gontor. Sidang istimewa ini berakhir pada jam tiga dini hari, waktu yang cukup panjang dengan perjuangan yang tulus di dalamnya.

Rekrutmen & Pelantikan: Kelahiran Generasi Revolusi

Foto Bersama Pelantikan Kru Baru Cakrawala 2023/2024. 

Hari itu, tanggal 7 September 2023, Cakrawala sebagai organisasi kepenulisan IKPM Kairo mengadakan open recruitment kru baru. Mahasiwa baru dari IKPM Kairo yang menjadi sasarannya, peserta seleksi masuk kru baru diuji dengan berbagai macam ujian. Proses seleksi berlangsung beberapa hari, kemudian para kru baru dibekali dengan ilmu baru melalui program upgrading skill kepenulisan sampai tiba waktunya pelantikan kru baru Cakrawala tahun 2023/2024.

Kru baru Cakrawala dilantik dengan disaksikan dewan redaksi Cakrawala di sekretariat IKPM Kairo pada hari Jum’at, 6 September 2023 dengan jumlah anggota kru empat belas orang. Empat belas kru baru ini adalah: Ilmi Hatta Dhiya’ulhaq, Ishmah Ghoitsul Muthmainnah, Ariyo Lanang Narashangsa, Lailatus Sa’idah, Cici Aprilya, Fakiha Zamzami Fuad, Moh. Habibur Rahman, Amru Balda Azhar, Muhammad Rayhan Hidayatullah, Arif Syobri Azmi, Muhammad Fikri, Muhammad Dzikri, Haekal Jourdhy Chandra, dan Fadhillah Nurahmadi Haini. Kru baru Cakrawala disambut hangat dengan saran dan semangat dari ketua IKPM Kairo dan senior Cakrawala yang hadir kala itu, ada Zaenal Mustofa, Tri Wi Farma, Muadz Royyan dan Fadhilah Ma'munah.

Kenapa acara ini menjadi penting? Karena ini menjadi awal untuk Cakrawala baru, banyak harapan dan amanat yang diemban oleh empat belas orang kru baru Cakrawala periode ini terutama misi pembenahan dan peleburannya dengan Majalah La Tansa.

Pelantikan kala itu menjadi peristiwa bersejarah, karena pelantikan tersebut adalah pelantikan perdana sepanjang sejarah Cakrawala. Kegiatan pelantikan pada dasarnya tidak menjadi agenda rutin di Cakrawala pada generasi-generasi sebelumnya. Pengadaan pelantikan adalah tindaklanjut konkret pertama dalam mewujudkan pembenahan sistem. Begitu juga dengan adanya oleh sebuah dewan tambahan baru yang disebut dewan redaksi tadi. Semua usaha ini adalah proses trial sebelum menetapkan dan meresmikan sistem yang pakem nantinya.

Baca Juga:  Pelantikan Kru Baru Cakrawala: Gong Pembukaan Revolusi Media IKPM

Pembentukan Tim Revolusi: Episentrum Perubahan

Hari demi hari berlalu, masa-masa belajar dan praktek menulis dijalani oleh kru baru Cakrawala dengan berbagai macam latar belakangnya. Ada yang sudah punya pengalaman menulis sebelumnya dan ada pula yang masih pemula, tapi bagaimanapun keadaan, amanat dari sidang istimewa tetap menjadi tanggung jawab empat belas kru ini. Maka dari itu, untuk menyeimbangkan antara proses rutinitas Cakrawala kala itu dengan proses pembenahan sistem, dibentuklah tim inti yang memikirkan konsep peleburan dan sistem baru. Bersama dengan itu, karena pembenahan yang dilakukan menuntut tim tersebut untuk membangun ulang bebatuan-bebatuan pondasi dari kedua organisasi maka gerakan pembenahan tadi disebut dengan ‘revolusi’, dan tim inti tadi disebut Tim Revolusi.

Tim ini beranggotakan Ilmi Hatta Dhiya’ulhaq selaku Pimpinan Umum Cakrawala tahun 2023, Muadz Royyan, Demisioner Pimpinan Umum Cakrawala, Ishmah Ghoitsul Muthmainnah selaku Pimpinan Redaksi Cakrawala, Ariyo Lanang Narashangsa sebagai wakilnya, dan Cici Aprilya Pimpinan Divisi usaha Cakrawala.

Tim revolusi mulai menyusun dan merumuskan apa-apa saja yang harus dipersiapkan untuk menunaikan mandat dari sidang istimewa IKPM Kairo. Langkah pertama yang disusun oleh Tim Revolusi adalah penyusunan Rancangan Revolusi yang berisi tentang bagaimana eksekusi konsep peleburan. Setelah menjalani serangkaian diskusi, Tim Revolusi menguatkan tekad untuk menyematkan identitas baru. Rencana pemberian identitas baru dalam proses Revolusi ini disandarkan pada latar belakang sebagai berikut:

  1. Momentum yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena revolusi sistem merupakan keharusan yang tak terelakkan pada periode 2023/2024 ini, maka periode ini juga menjadi setepat-tepatnya momen untuk membuat identitas baru pada media kepenulisan IKPM bersamaan dengan pembenahan sistemnya.
  2. Kendati pelaksana proses Revolusi adalah tim dari organisasi Cakrawala, dan tim organisasi Majalah La Tansa tidak ikut andil. Namun, amanat yang diputuskan pada Sidang Istimewa IKPM Gontor cabang Kairo tahun 2023 adalah peleburan (merging) Cakrawala dengan Majalah La Tansa, dan bukan akuisisi sistem Majalah La Tansa oleh Cakrawala.
  3. Pemberian identitas baru menjadi pilihan yang adil sehingga cacatan sejarah dari kedua organisasi akan terjaga. Karena apabila identitas yang digunakan adalah identitas Cakrawala (sebagai pelaku Revolusi) saja, konsekuensinya adalah sejarah eksistensi Majalah La Tansa akan hilang. Begitu juga sebaliknya. Dengan itu juga, keputusan peleburan dua organisasi menjadi hilang esensinya.
  4. Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan identitas yang lebih sesuai dengan nilai-nilai almamater. Artinya, sebagai bagian dari IKPM Gontor cabang Kairo akan lebih baik apabila identitas media kepenulisannya memiliki ciri khas yang selaras dengan nilai-nilai kepondokmodernan. Sehingga media ini benar-benar bisa menjadi syiar Gontor dalam dunia kepenulisan di Kairo, hal ini didukung oleh semaraknya momentum 100 tahun Gontor. [1]

Semua hal yang berkaitan dengan isi rancangan tersebut dihasilkan dengan diskusi antara tim dan konsultasi dengan para senior. Perumusan hal-hal ini pastinya tidak luput dengan dukungan dari semua keluarga besar Cakrawala dan Majalah La Tansa. Untuk penegasan, sesungguhnya pembenahan besar ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan bersama internal organisasi yang di dorong oleh realita penurun tingkat literasi di kalangan khalayak muda, kemudian diakomodasi oleh keputusan dari sidang istimewa IKPM Kairo. Selain untuk keberlanjutan hidup, organisasi ini dibenahi dengan harapan dapat menjadi perkumpulan yang menggerakkan mahasiswa Indonesia di Kairo dalam bidang literasi.

Pertemuan-Pertemuan: Merebus Ide, Menggoreng Gagasan

Sebuah langkah besar dilakukan oleh tim revolusi untuk melakukan peleburan Cakrawala dengan Majalah La Tansa. Setelah melalui serangkaian diskusi mendalam antara Tim Revolusi, organisasi kepenulisan yang sebelumnya dikenal sebagai Cakrawala kini memasuki babak baru dengan memantapkan langkah untuk menetapkan identitas baru: Pena Darussalam. Keputusan ini bukanlah langkah yang diambil secara spontan, melainkan hasil dari refleksi mendalam tentang misi, visi, dan nilai yang ingin disampaikan oleh perkumpulan ini kepada masyarakat luas. Tidak lupa, nama ini juga dipilih sesuai dengan arahan forum sidang istimewa IKPM Kairo tentang keidentikan nama dengan nilai almamater.

Terinspirasi dari perkataan salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor yang sekaligus merupakan penulis terbesar dalam sejarah Gontor, K.H. Imam Zarkasyi. Beliau menyampaikan: “Andai kata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar yang satu ini sama dengan seribu. Kalaupun yang satu ini tidak ada, aku akan mengajar dunia dengan pena”.

Tim Revolusi dan segenap kru Cakrawala dibuat jatuh cinta akan perkataan ini. Kalimat mutiara ini adalah simbol semangat untuk mendidik umat di seluruh dunia yang tidak bisa dibendung oleh keterbatasan apapun. Menulis menjelma keterampilan yang lazim dimiliki oleh sosok pendidik umat, karena nilai dan pesan yang tergoreskan dalam tulisan dapat tersebar tanpa dihalangi sekat ruang dan dinding waktu. Berdasarkan filosofi di atas, artinya perkumpulan ini mewarisi semangat untuk mendidik umat. Wujudnya adalah dengan melestarikan minat membaca dan menulis di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir.

Menyadari nama “pena” sudah lumrah disandingkan kepada komunitas-komunitas menulis, maka perlu penambahan kata untuk memperjelas identitasnya. Maka dipilihlah; “Darussalam” yang secara bahasa berarti kampung damai. Nama yang disematkan oleh Trimurti untuk pondok yang beliau-beliau dirikan. K.H. Ahmad Sahal menyampaikan sebuah pesan yang luar biasa, “Agar kelak anak-anakku mewujudkan Darussalam di Indonesia.” Dengan menyematkan tambahan nama “Darussalam” kepada organisasi ini, artinya perkumpulan ini bergerak untuk mewujudkan nuansa kedamaian yang tidak berhenti di lingkungan pondok saja, akan tetapi para anak didik Gontor hendaknya melestarikan nilai-nilai yang diajarkan di seluruh pelosok negri. Bahkan dengan berada di Kairo, mewujudkan “Darussalam” tidak hanya di masyarakat di Indonesia saja, tapi sudah mencapai kaliber dunia. Penyematan nama ini tentunya juga menguatkan identitas perkumpulan ini sebagai bagian dari IKPM Gontor cabang Kairo.

Nama Pena Darussalam jika disingkat akan menjadi “Pendar”, dan jika fonem “e” pada kata pena diubah menjadi bentuk fonem “e” lainnya menjelma kata yang memiliki makna sendiri. Pendar artinya cahaya, berpendar artinya bercahaya. Seakan-akan akronim ini mengisyaratkan bahwa dengan tulisan perkumpulan ini dapat menerangi dunia dari kegelapan, menyinari dengan cahaya kebenaran sebagai mana yang dicantumkan oleh Tim Revolusi pada dokumen Rancangan Revolusi.

Tim revolusi yang terdiri dari para penulis dan aktivis media Cakrawala ini mengadakan pertemuan intensif sebanyak empat kali. Empat pertemuan ini dilaksanakan di berbagai tempat, waktu, dan untuk berbagai pembahasan dan permasalahan.

Pertemuan pertama pada Jum’at, (8/12/2023). Ilmi Hatta selaku Pimpinan Umum, didampingi Muadz sebagai dewan Redaksi, menyampaikan rancangan revolusi yang berisi; perubahan identitas Cakrawala dan integrasi sistem kepada Ilzam Faruq selaku Dewan Pengawas Organisasi (DPO), pertemuan dilakukan secara virtual melalui zoom meeting di sekretariat IKPM Kairo. Seperti biasa, tentu ada kritik dan masukan, hingga akhirnya, rancangan yang telah dirumuskan oleh Tim Revolusi diterima oleh Ilzam dan siap masuk ke langkah selanjutnya. Pertemuan ini menjadi yang terakhir pada semester itu, semua proses Revolusi diistirahatkan sementara karena ujian Universitas Al-Azhar.

Ujian universitas berlalu, di tengah malam yang indah, pada Minggu (28/1/2024), di tempat tinggal Ilmi Hatta, Distrik Darrasah. Tim Revolusi dan Ilzam Faruq sebagai Dewan Pengawas Organisasi (DPO) mengadakan pertemuan kedua guna membahas hasil revisi dari Rancangan Revolusi, dilanjutkan membahas konsep Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD-ART organisasi, serta konsep pengesahan AD-ART tersebut. Setelah pertemuan, hal-hal yang semula berkabut perlahan menjelma jelas dan terang. Ilmi dan Ishmah setelah itu langsung mulai menyusun AD-ART Pena Darussalam.

Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga telah usai, Tim Revolusi segera mengadakan pertemuan selanjutnya pada Rabu (21/2/2024) di Cafe Hotrock, Distrik 7, Nasr City. Ilmi Hatta dan Ishmah Ghoitsul menyerahkan AD-ART yang telah mereka selesaikan kepada Dewan Pengawas Organisasi (DPO) untuk ditinjau kembali. Selangkah demi selangkah Tim Revolusi menunaikan tugasnya.

Sebagai langkah untuk memantapkan hati lagi, tim revolusi melakukan perjalanan menyelusuri waktu, melacak langkah-langkah kembali ke pendiri sebelumnya. Tim mencari inspirasi dari akar yang membentuk identitas organisasi tersebut, dan menemukan bahwa kunjungan ke pendiri sebelumnya adalah langkah penting dalam memahami transformasi ini. Maka, pertemuan dengan Ilzam Faruq juga dimanfaatkan untuk melakukan konsultasi mengenai jadwal kunjungan ke founder Cakrawala, Bapak Nur Fuad Shofiyullah Lc. guna menyampaikan proses yang telah dilalui, meminta arahan, dan tidak lupa doa restu untuk identitas baru.

Kunjungan Ke Founder: Perjalanan Menyusuri Waktu

Foto Bersama Tim Revolusi dan Bapak Nur Fuad, Pendiri Cakrawala

Pada sebuah malam yang cerah di tanggal 27 Februari 2024, para Tim Revolusi yang didampingi oleh Alfin Rasyidi selaku ketua IKPM Kairo melangkahkan kaki ke rumah yang tenang di Saqr Quraish, tempat Bapak Nur Fuad Syaifullah, Lc. tinggal. Beliau adalah salah satu pendiri Cakrawala. Dengan hati yang penuh rasa ingin tahu, tim revolusi diterima dengan hangat oleh Bapak Fuad. Dari percakapan yang ada, keenam orang yang hadir ketika itu segera menyadari betapa pentingnya nilai-nilai yang ditanamkan oleh pendiri tersebut dalam pembentukan media tersebut.

Dengan setia, tim mempelajari latar belakang sejarah organisasi ini, mendengarkan cerita-cerita inspiratif tentang perjuangan dan tekad pendiri dalam membentuk visi mereka. Disuguhkan dengan gambar-gambar masa lalu, mengenang momen-momen penting dalam perjalanan media tersebut dari awal hingga sekarang.

Namun, kunjungan ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tujuan lainnya adalah juga untuk mencari inspirasi untuk masa depan. Dari diskusi dengan Pak Fuad, tim merenungkan nilai-nilai yang selama ini dipegang teguh dan bagaimana kita dapat mempertahankannya sambil terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Serta menjadi refleksi dari komitmen untuk memperkuat dan memperbarui misi organisasi tersebut dalam menghadapi tantangan-tantangan masa kini.

Dengan mengucapkan terima kasih kepada pendiri yang telah membuka pintu dan hati mereka untuk generasi baru, tim revolusi meninggalkan rumah itu dengan rasa hormat yang lebih besar terhadap warisan yang mereka wariskan. Tim revolusi membawa pulang tidak hanya kisah-kisah yang inspiratif, tetapi juga semangat baru untuk meneruskan perjalanan organisasi ini ke depan.

Dengan demikian, kunjungan ke pendiri sebelumnya telah menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju perubahan nama dan peleburan media jurnalistik ini. Dengan melekatnya nilai-nilai yang kuat dari masa lalu, tim revolusi melangkah maju dengan keyakinan bahwa transformasi ini akan memperkuat identitas media tersebut dan membawa visi yang lebih jelas dalam melayani masyarakat pembacanya.

Kemudian pada bulan selanjutnya, Kamis, 27 Maret 2024, tim revolusi melakukan perkumpulan terakhirnya sambil menikmati senja di taman Lotus, Distrik 7, Nasr City. Pertemuan terakhir yang dilakukan membahas mengenai konsep sidang peresmian.

Semua perkumpulan yang dilakukan adalah upaya untuk menyamakan ide dan presepsi masing” dan membahas langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pemberitaan dan menjaga independensi media. Salah satu keputusan penting yang diambil adalah perubahan nama badan otonom jurnalistik yang sebelumnya dikenal sebagai "Cakrawala" menjadi “Pena Darussalam”.

Selain memperkuat nama dan struktur organisasi, tim revolusi juga melakukan pembahasan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD-ART organisasi. Diskusi yang berlangsung selama beberapa hari ini bertujuan untuk menyesuaikan AD-ART dengan perkembangan situasi saat ini serta memastikan keberlangsungan organisasi di masa depan.

 

Musyawarah Luar Biasa: Gerbang Era Baru


Dalam gemuruh kata-kata dan sentuhan pena, disambut dengan sejuknya pagi yang cerah Musyawarah Luar Biasa organisasi kepenulisan milik IKPM Kairo membawa angin segar ke dalam dunia literasi pada hari Minggu, 14 April 2024/5 Syawwal 1445 H.. Sebagai penjaga api peradaban, para penulis dan pencerita berkumpul untuk merayakan warisan kata-kata, menyulut semangat kreativitas, dan menetapkan tonggak sejarah bagi masa depan dunia kepenulisan.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang disampaikan dengan penuh khidmat oleh Habiburrahman, mengisyaratkan pentingnya spiritualitas dalam perjalanan organisasi. Ketua IKPM Kairo memberikan sambutan yang menginspirasi, menyatukan semangat keanggotaan dalam mencapai tujuan bersama.

Dilanjut dengan sambutan Dewan Pengawas Organisasi (DPO), setelah sambutan-sambutan yang disampaikan, Ishmah membacakan Rancangan Revolusi yang telah disusun dengan penuh ikhtiar, sebagai penjelasan atas latar belakang diadakannya musyawarah ini. Musyawarah pertama dilaksanakan, dipimpin oleh Muadz Royyan, Mannar Thalia, dan Adya Siraj sebagai presidium sidang. Dilanjut dengan presentasi linimasa pendidikan yang disampaikan oleh Ilmi Hatta, kemudian Musyawarah kedua dilaksanakan setelahnya. Jalannya musyawarah diisi dengan diskusi dan perdebatan. Isi draft AD-ART yang telah disusun diuji oleh forum yang terdiri dari anggota aktif Cakrawala, demisioner Cakrawala dan La Tansa, serta ketua, juga DPO IKPM Kairo.


Suasana haru dan bangga pun terasa saat pengesahan piagam pena Darussalam, yang dibacakan oleh Ilmi Hatta, menandai komitmen baru untuk keberlanjutan dan perubahan positif. Piagam Pena Darussalam berisi latar belakang dan harapan dari Pena Darussalam. Di dalam naskahnya tertulis sebuah cita-cita luhur yang menjadi harapan bersama, “di tengah dunia yang kian gelap sebab minimnya literasi di khalayak muda, semoga Pena Darussalam dengan penulis-penulis yang terlahir darinya, serta karya-karyanya, bisa terus menyinari jalan muda-mudi untuk kembali menemukan minat membaca dan menulis, sehingga kelak di masa depan, aktivitas membaca dan menulis menjadi sebuah kebiasaan dan kelumrahan di kalangan warga IKPM Kairo dan mahasiswa Indonesia di Mesir lainnya”. Peluncuran identitas baru tidak kalah menjadi sorotan utama, menggambarkan semangat revolusi dan transformasi yang diusung oleh media kepenulisan IKPM Kairo ke arah yang lebih modern dan relevan dengan zaman.

 Musyawarah selesai dengan disahkannya AD-ART Pena Darussalam, semua yang tercantum di dalamnya telah menjelma mufakat bersama. Sebagai tambahan, forum menitipkan amanat tambahan untuk melengkapi seluruh perangkat sistem di Pena Darussalam. Amanat tambahan itu adalah: penambahan konsep Dewan Penasehat di AD-ART, penyusunan blueprint kegiatan sebagai rincian dari AD-ART, juga kurikulum pembelajaran dan pendidikan untuk kru.

Acara ditutup dengan ramah tamah hangat, rendang masakan Darussalam Catering menjadi santapan yang mempererat ikatan antaranggota serta menjalin kerjasama yang lebih erat untuk masa depan yang gemilang. Ramah tamah turut dihadiri oleh ketua angkatan kedatangan, ketua badan otonom, ketua kajian IKPM Kairo. Rasa syukur juga ikut dibagikan kepada utusan media masisir yang turut diundang hadir saat itu, di antaranya Informatika, dan Manggala KPMJB.

Baca Juga: Musyawarah Luar Biasa; Gong Penutup Revolusi Cakrawala, Kelahiran Pena Darussalam

Perjalanan ini sengaja kami tuliskan dan publikasikan guna menunaikan tanggung jawab kami untuk menyampaikan informasi paling akurat seputar kelahiran Pena Darussalam yang bisa didapatkan oleh publik. Semangat kami untuk menghadirkan tulisan-tulisan yang bermanfaat dan mampu menjadi perekat umat mendorong kami untuk menjadi media yang bisa dirasa dekat. Semoga Allah memberkahi semua perjuangan yang telah dikerahkan, semoga Allah meridai cita-cita dan harapan yang telah digantungkan.



Oleh: Ishmah Ghoitsul & 
Cici Aprilya

 



[1] Rancangan Revolusi Cakrawala

Posting Komentar

0 Komentar