Oleh: Ihya’
Di sebuah pesta …
Seorang anak kecil bertanya-tanya,
“Akankah kesepian hilang di tengah
keramaian?”
Bak udara, rasa penasaran menjadi napasnya
Ramai manusia menari di sekitarnya
Angin malam berpesta pora
Orang-orang tertawa
Temannya tertawa
Dia tertawa-tawa
Namun dadanya …
Tetap hampa
Kenapa?
Di sebuah trotoar …
Seorang anak kecil bertanya-tanya,
“Akankah kesepian hilang di tengah
keramaian?”
Bak banjir, rasa penasaran melibas
segalanya
Lampu jalanan terus berkedut
Nadi keramaian berdenyut
Langkah penuh suka cita
Memaparkan rasa ceria
Orang-orang bercanda
Temanya bercanda
Dia bercanda ria
Namun hatinya …
Tetap hampa
Kenapa?
Orang-orang memuji mentari
Dia kagum kepada bongkahan batu
Orang-orang riang menari-nari
Melihat debu baginya sudah cukup seru
Orang-orang bermain mengisi hari
Pertanyaan di kepalanya terus bertalu-talu
Menjadi berbeda laksana mala
Memiliki kepala yang tidak sama
Tergambar jelas dari tatapan matanya
Anak itu mendekap kesepian di tengah
keramaian
Di tengah-tengah kesendirian dia memeluk
penyiksaan
Kenangan terus berlalu lalang
Ruang dan waktu lebar terbentang
Petualangan memecah karang
Ditimpa hampa yang mengekang
Kelelahan tanpa peluh
Putus asa tanpa keluh
Menjerit-jerit tanpa suara
Merengek tanpa air mata
Manusia datang, manusia pergi
Suasana berubah silih berganti
Perjalanan mencari sebuah arti
Kenapa terus dirundung oleh sepi?
0 Komentar